Jumat, 06 April 2018

Harga Daging Sapi 'Meroket', Pemerintah Harus Ambil Sikap



BidikOnline, Bengkulu - Tingginya harga daging sapi semakin 'Meroket' membuat Masyarakat Kota Bengkulu yang memiliki Kondisi ekonomi menengah kebawah bingung, pasalnya harga daging sapi yang sebelumnya berkisar di angka Rp 100 ribu per kilogramnya, saat ini mencapai Rp 130 ribu per kilogramnya,diharapkan Pemerintah mengambil Sikap.

"Wah Pak. Sebulan sekali mujur kami makan daging sapi. Sekarang sangat mahal harganya pak. Nggak bakal bisa kami beli dari pendapatan kami sebagai juru parkir di pasar ini," tutur Ferdi yang biasa dipanggil Ucok (41), salah seorang juru parkir Pasar Minggu ketika diwawancarai Jumat pagi (6/4).

Melonjaknya harga daging sapi yang dijual para pedagang di sejumlah pasar di Kota Bengkulu ini ditengarai terjadi karena tingginya harga jual daging sapi bersih di Rumah Potong Hewan (RPH) Kota Bengkulu yang mencapai Rp 115 ribu per kilogram. 

"Kami ini hanya ambil untung 10 ribu sampai 15 ribu pak per kilo. Kami mau jual murah juga nggak bisa, sebab kami juga membeli daging sapi dari RPH juga mahal. Jadi tidak mungkin kami jual dibawah harga modal kami pak," ujar Marwi (50), salah satu pedagang daging di Pasar Minggu.

Belakangan ini juga pemerintah mewajibkan pedagang untuk membeli sapi atau daging sapi dari RPH. Ironisnya, harga jual daging sapi RPH cenderung lebih mahal dari Harga Eceran Tertinggi (HET) yang telah ditetapkan pemerintah pusat yakni Rp 80 ribu per kilogram. 

"Jadi kami selaku pedagang hanya mengikuti alur harga modal dan mengambil untung sedikit dari penjualan," lanjut Marwi. 

Kendati demikian, Marwi juga mengatakan, Sapi yang dipotong dan dijual di RPH merupakan sapi yang didatangkan dari Lampung.

"Sangat jarang pak, sapi lokal dipotong dan dijual di RPH. Memang sih kondisi ini sangat merugikan para peternak sapi lokal pak.  Tetapi mau gimana lagi, kalau kami pedagang hanya berjualan saja pak," tandas Marwi. 

Lain halnya dengan Edi, pedagang daging sapi yang berharap agar pemerintah memberikan solusi atas kondisi ini. Pasalnya, dengan tingginya harga jual daging sapi maka jumlah warga yang membeli juga jauh berkurang.

"Sepi jualan sekarang pak. Jarang ada Warga yang beli karena mahal harganya. Sehari hanya bisa habis 30 kilo, Biasanya bisa sampai 100 kilo habis terjual per harinya," tandas Edi.

Edi menuturkan jika pembeli sepi maka para pedagang juga kehilangan daya beli masyarakat yang berdampak dengan menurunnya tingkat ekonomi Warga. 

"Ya kalau nggak ada yang beli, kami juga jadi terperosot Pak. Setiap hari jualan makan modal terus.  Lama lama bangkrut pak.  Kalau sudah bangkrut kami juga tidak akan bisa beli daging sapi untuk di makan," ujarnya. @CW4/TO.com

(Red)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pekerjaan Peningkatan Jalan Wisata Pantai Panjang Bengkulu Oleh PT Rotek

Bengkulu - Keseriusan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota dan Provinsi Bengkulu dalam melakukan pembenahan daerah dapat dibuktikan dengan...